by David Tate
Satu dari 15 orang Amerika menderita penyakit pernapasan asma. Bahkan, asma menyumbang 25% dari semua kunjungan ruang gawat darurat (UGD) di Amerika Serikat.
Selama beberapa tahun terakhir, para peneliti di Virginia Tech (VT) telah bekerja untuk mencari cara melawan pengaruh penyakit dan salah satunya melakukannya dengan menggunakan kuda.
Para ahli mengatakan kuda adalah model yang sempurna untuk mempelajari faktor pemicu asma kuda yang sementara ini berbeda dengan asma manusia.
"Jadi kita bisa menggunakan kuda untuk memutuskan apa obat ini akan membuat mereka merasa lebih baik dan mempunyai efek samping yang lebih sedikit dan berpotensi dapat digunakan oleh manusia," kata Virginia Buechner-Maxwell, seorang peneliti di Maryland-Virginia Regional College bidang pengobatan Hewan di Virginia Tech.
Beberapa pekerjaan yang paling penting di Virginia Tech adalah obat asma Albuterol, yang tidak hanya mengurangi reseptor yang menyebabkan radang saluran pernafasan , tetapi obat tersebut juga mengurangi sistem kekebalan tubuh pasien.
"ini tampaknya mengikat sel kekebalan tubuh dan mungkin membuat peradangan memburuk. Pada manusia, dalam jangka panjang, sebenarnya dapat membuat penyakit menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Sehingga studi pada manusia sulit dilakukan," kata Buechner- Maxwell. Disinilah peran kuda bernama Saran yang berumur 20 tahun bermain.
Dia salah satu dari enam kuda asma di sekolah tersebut, sebagai imbalan untuk menghirup udara segar, juga dapat memberikan jawaban untuk membuat obat asma yang efektif dan lebih aman.
"Cobalah untuk mencari tahu bagaimana kita berpotensi dapat mengubah respon inflamasi dan mempertahankan kemampuan obat dalam melegakan saluran pernafasan," kata Buechner-Maxwell.
Alasan lain mengapa kuda cocok digunakan untuk mempelajari asma manusia adalah selain manusia, asma pada kuda bisa berubah kronis seiring dengan bertambahnya umur.
Satu dari 15 orang Amerika menderita penyakit pernapasan asma. Bahkan, asma menyumbang 25% dari semua kunjungan ruang gawat darurat (UGD) di Amerika Serikat.
Selama beberapa tahun terakhir, para peneliti di Virginia Tech (VT) telah bekerja untuk mencari cara melawan pengaruh penyakit dan salah satunya melakukannya dengan menggunakan kuda.
Para ahli mengatakan kuda adalah model yang sempurna untuk mempelajari faktor pemicu asma kuda yang sementara ini berbeda dengan asma manusia.
"Jadi kita bisa menggunakan kuda untuk memutuskan apa obat ini akan membuat mereka merasa lebih baik dan mempunyai efek samping yang lebih sedikit dan berpotensi dapat digunakan oleh manusia," kata Virginia Buechner-Maxwell, seorang peneliti di Maryland-Virginia Regional College bidang pengobatan Hewan di Virginia Tech.
Beberapa pekerjaan yang paling penting di Virginia Tech adalah obat asma Albuterol, yang tidak hanya mengurangi reseptor yang menyebabkan radang saluran pernafasan , tetapi obat tersebut juga mengurangi sistem kekebalan tubuh pasien.
"ini tampaknya mengikat sel kekebalan tubuh dan mungkin membuat peradangan memburuk. Pada manusia, dalam jangka panjang, sebenarnya dapat membuat penyakit menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Sehingga studi pada manusia sulit dilakukan," kata Buechner- Maxwell. Disinilah peran kuda bernama Saran yang berumur 20 tahun bermain.
Dia salah satu dari enam kuda asma di sekolah tersebut, sebagai imbalan untuk menghirup udara segar, juga dapat memberikan jawaban untuk membuat obat asma yang efektif dan lebih aman.
"Cobalah untuk mencari tahu bagaimana kita berpotensi dapat mengubah respon inflamasi dan mempertahankan kemampuan obat dalam melegakan saluran pernafasan," kata Buechner-Maxwell.
Alasan lain mengapa kuda cocok digunakan untuk mempelajari asma manusia adalah selain manusia, asma pada kuda bisa berubah kronis seiring dengan bertambahnya umur.
0 comments:
Post a Comment