Monday, May 2, 2011

Penderita asma di pedesaan

| Monday, May 2, 2011 | 0 comments

Asma (asthma) yang dikenal sebagai masalah kesehatan utama bagi anak-anak di pusat kota. Tetapi sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa mungkin akan menjadi masalah yang lebih besar bagi anak-anak miskin di pedesaan.

Berdasar data  117.000 anak-anak Tennessee di Medicaid, peneliti menemukan bahwa 13 persen anak-anak di daerah pedesaan menderita asma - lebih tinggi dibanding di daerah perkotaan, yang mencapai 11 persen.

Terlebih lagi, anak-anak di daerah pedesaan  jarang menggunakan kortikosteroid inhalasi - meskipun digunakan pada umumnya jumlahny lebih sedikit di antara semua anak yang menjadi obyek studi.

Inhalasi kortikosteroid membantu mengontrol asma dan mencegah serangan mengi dan sesak napas.

Sekitar sepertiga anak-anak penderita asma dalam penelitian ini diberikan resep sebuah steroid inhalasi, tetapi mereka menerima resep itu  biasanya  hanya satu atau dua bulan dalam setahun.

Temuan yang dilaporkan dalam Annals of Allergy, Asma & Imunologi, didasarkan pada catatan untuk 117.080 anak Tennessee tercakup dalam program asuransi kesehatan pemerintah   bagi masyarakat miskin.

Secara keseluruhan, 11 persen dari perkotaan, 12 persen dari pinggiran kota dan 13 persen anak-anak pedesaan memiliki diagnosis asma terhadap anak berusia antara 4 dan 5,5 tahun.

Ketika inhaler kortikosteroid tiba, 31 persen anak-anak pedesaan menerima resep, seperti yang diterima 32 persen dari pinggiran kota dan 35 persen anak-anak perkotaan.

Sementara semua anak-anak di Medicaid, tercatat sebagian besar anak-anak Tennessee terdaftar dalam program ini - termasuk 41 persen anak-anak di daerah pedesaan.

Hasil ini mungkin mewakili semua anak-anak perkotaan dan pedesaan di negara bagian.

Tidak jelas mengapa anak-anak di daerah pedesaan memiliki tingkat asma lebih tinggi dari anak kota . Tapi Valet mengatakan pihaknya menduga ada hubungannya dengan tingginya tingkat merokok ibu dan infeksi bronkiolitis  yang mempengaruhi saluran udara kecil paru-paru, biasanya menyerang pada bayi.

Di antara anak-anak pedesaan, 35 persen memiliki ibu yang merokok selama kehamilan, dibandingkan dengan 16 persen anak-anak perkotaan. Dan 22 persen anak-anak pedesaan memiliki bronchiolitis sewaktu bayi, versus 17 persen dari anak-anak perkotaan.

SUMBER: bit.ly Annals mJnqHf / Alergi, Asma & Imunologi,  April 11, 2011.

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

0 comments:

 

Recent Post

Recent Comments

Search Terms

© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com